Jumat, 24 Mei 2013

Pengumuman UN SMA Hari Ini, 24 Sekolah Tak Lulus 100 Persen

Berharap lulus un 2013 credit foto Nicki Germa 
Pemerintah akan mengumumkan hasil ujian nasional (UN) untuk tingkat SMA/SMK/MA pada hari ini Jumat 24 Mei 2013.
Demikian ditegaskan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh saat jumpa pers Kamis 23 Mei kemarin.
Menurutnya hasil UN akan diumumkan di hari ini di setiap daerah. Sehingga hak pengumuman juga ada pada tiap-tiap sekolah. Ia pun meminta agar tidak ada keributan pasca-kelulusan nanti.
M Nuh lebih lanjut mengatakan terdapat 24 sekolah peserta UN SMA sederajat tidak lulus 100 persen dan 15 ribu sekolah lulus 100 persen.
“Persentase sekolah dengan ketidaklulusan 100 persen mencapai 0,16 persen, sedangkan sekolah yang lulus 100 persen ada sebanyak 86,98 persen,” ujarnya.
Jumlah peserta UN SMA/MA tahun ajaran 2012-2013 sebanyak 1.581.286 siswa. Siswa yang dinyatakan lulus UN berjumlah 1.573.036 orang, sedangkan yang tidak lulus berjumlah 8.250 orang.
Sehingga persentase tingkat kelulusan UN SMA/MA tahun ini mencapai 99,48 persen dan ketidaklulusannya adalah 0,52 persen.
Sementara peserta UN SMK yang lulus berjumlah 1.105.539 siswa, tidak lulus 601 siswa dari total peserta sebanyak 1.106.140 siswa.

Sumber : http://beritabulukumba.com/3602/pengumuman-un-sma-hari-ini-24-sekolah-tak-lulus-100-persen

600 Polisi Kediri Amankan Pengumuman Kelulusan UN SMA

600 Polisi Kediri Amankan Pengumuman Kelulusan UN SMA Sebanyak 600 personel Kepolisian Resor Kediri, Jawa Timur, disiagakan untuk mengamankan pengumuman kelulusan siswa tingkat SMA, Jumat (24/5/2013). Kepolisian juga berjanji menilang kendaraan peserta konvoi yang tidak memenuhi standar kelayakan.
Kepala Sub-bagian Humas Polres Kediri Kota Ajun Komisaris Surono mengatakan, para personel akan disiagakan di beberapa titik simpul jalur protokol yang diduga akan dilewati peserta konvoi, tempat-tempat pariwisata, serta titik perbatasan keluar masuk Kota Kediri.
Surono mengatakan, pengamanan ini dilakukan untuk menghindari konflik yang mungkin terjadi dengan para penggguna jalan lain. "Pengamanan juga akan dilakukan di sekolah yang terdapat siswa tidak lulus," imbuh dia, Kamis (23/5/2013). Pengamanan tak hanya digelar pada hari pengumuman kelulusan, tetapi direncanakan hingga beberapa hari selanjutnya.
Untuk kendaraan peserta konvoi yang tidak memenuhi standar kelayakan jalan, Surono berjanji akan menindak tegas dengan memberlakukan tilang. "Jika tindakan persuasif tidak dihiraukan, kami akan tilang," imbuhnya.
Sebelumnya, Wali Kota Kediri, Samsul Azhar, mengatakan telah meminta kepada para siswa agar tidak melakukan aksi corat-coret seragam sekolah. Menurutnya, seragam itu akan lebih bermanfaat jika disumbangkan kesiswa lain yang membutuhkan.
Sementara Kepala Bidang Pendidikan Menengah Umum Dinas Pendidikan Kota Kediri, Noto, mengatakan, berkas hasil UN SMA sederajat sampai di Kediri dari Surabaya pada Kamis malam. "Pola pengumumannya akan diserahkan langsung kepada masing-masing sekolah," kata dia.

Sumber : http://regional.kompas.com/read/2013/05/24/07061861/600.Polisi.Kediri.Amankan.Pengumuman.Kelulusan.UN.SMA.

Detik-detik Menjelang Pengumuman UNAS SMA 2013: Sebuah Perenungan Singkat

gambar diambil dari google

Ada fenomena menarik yang terjadi malam ini, 23 Mei 2013, tepat sehari sebelum pengumuman hasil UNAS SMA dan setaranya. Saya yang setiap hari online di facebook, secara tiba-tiba saja disapa oleh begitu banyak teman sekolah malam ini. Mereka yang biasanya jarang sekali muncul di daftar obrolan, sekarang muncul bersamaan.
Semua menanyakan hal yang sama. Rata-rata: “Sudah ada kabar?”, “Ada info apa soal penggumuman?”, “Aduh deg-degan.”, “Liat di website apa ya hasilnya?”. Semua harap-harap cemas menanti hasil kerja keras belajar, olahraga mata, dan doa selama ini. Hingga dini hari (ah, rupanya sekarang sudah tanggal 24) mereka masih juga terus bermunculan. Mungkin juga sulit tidur karena terlalu tegang.
Salah seorang teman saya berkata bahwa kepala sekolah kami telah memasang status BBM yang terkesan cukup melegakan, bunyinya kira-kira “Alangkah baiknya Tuhan yang mahabaik.”. Langsung saja kami menduga bahwa seluruh siswa sekolah kami lulus 100%. Ketika saya mencoba mengonfirmasi, saya mendengar jawaban yang luar biasa, “Apapun hasilnya, Tuhan tetap mahabaik bukan? Bagaimanapun, segalanya patut disyukuri.”.
Saya tak tahu apakah sekolah telah menerima hasil atau belum, dan teman-teman saya masih banyak yang tenggelam dalam kecemasan dan kepanikannya masing-masing. Namun entah mengapa, jawaban kepala sekolah yang semacam itu membuka mata saya. Saya tak lagi merasa cemas akan hasilnya. Apapun itu, saya merasa siap.
Saya telah berjuang keras untuk UNAS kemarin, dan saya tahu kemampuan saya. Hasil dan nilai UNAS yang bagaimanapun tidak akan mempengaruhi nilai saya sebagai manusia. Saya menjadi sadar bahwa kelulusan hanyalah sebuah pintu masuk ke tahap hidup yang selanjutnya. Tapi bukan itu tujuan utamanya. Saya tak lagi merasa perlu menjadi terlalu cemas karenanya. Saya telah mendapat ilmu yang saya butuhkan selama masa belajar, dan jika saya lulus, moga-moga dengan nilai yang bagus, itu hanyalah bonus semata dari Tuhan yang memang mahabaik.
Saya teringat akan tantangan salah seorang teman yang nyata-nyata berbuat curang “Ayo, tinggi-tinggian nilai UNAS, Dith.”. Saya ingat sekali, pagi itu ia begitu percaya diri dengan ’secarik senjata ampuh’ di balik retsleting celananya. Ia begitu yakin, senjata yang telah rapi ia persiapkan dan sembunyikan akan menolongnya. Dengan enteng saya menerima tantangannya. Dan saya sama sekali tidak khawatir. Bukan berarti saya pasti menang, mungkin sekali senjatanya kebetulan pas dan ia meraih nilai gemilang jauh di atas saya, namun toh kalau hal itu terjadi, hal itu sama sekali tak akan mengurangi penghargaan terhadap diri saya sendiri.
Saya cukup prihatin dengan adanya siswa-siswi yang tak jujur selama UNAS. Bukankah kecurangan saat pengerjaan ujian merupakan tanda ketiadaan penghargaan atas diri sendiri? Ketiadaan kepercayaan diri dan pelecehan terhadap anugerah akal budi yang telah Tuhan berikan. Mungkin sekali mereka akan lulus, akan senang, dan akan lega, lantas? Nilai tinggi dengan otak yang kosong rasa-rasanya juga tak akan ada gunanya.
Saya memilih memperkaya intelektualitas dan pengetahuan saya, serta berusaha untung tidak menulikan diri terhadap suara hati nurani. Diri saya lebih berharga dari sekadar angka-angka di atas kertas. Saya lebih membutuhkan bekal yang telah sedikit demi sedikit saya kumpulkan selama 3 tahun di SMA untuk kehidupan saya selanjutnya, daripada sekadar coretan nilai berupa angka yang entah akan dilihat oleh siapa.
Apapun hasil besok, saya siap. Tuhan mahaadil, mahabaik, dan mahapenyayang. Saya telah berusaha keras dan hasil besok akan tetap terasa manis, selama itu saya peroleh dari jerih payah dan keringat saya sendiri. Sudah tentu akan ada siswa-siswi dimana pun itu yang tidak lulus (semoga saja bukan saya), namun tetap, tak ada alasan untuk menjadi marah kepada siapapun. Kita hanya akan memetik hasil dari apa yang telah kita tanam dan usahakan.
Saya berharap tulisan ini dapat membuka pikiran Anda, bahwa diri Anda berharga. Lebih berharga dari nilai, uang, harta, dan benda. Kenapa? Anda berharga karena Tuhan yang mahabaik telah mau repot-repot menciptakan Anda, padahal sudah begitu banyak manusia di dunia.

Sumber : http://edukasi.kompasiana.com/2013/05/24/detik-detik-menjelang-pengumuman-unas-sma-2013-sebuah-perenungan-singkat-562788.html

Abah Anton Ukir Sejarah Malang

Calon Wali Kota (Cawali) Kota Malang Abah Anton menciptakan sejarah baru bagi Kota Malang karena  pengusaha tetes tebu ini menjadi Wali Kota Malang pertama yang berasal dari etnis Tionghoa.

Ditemui Surya Online di kediamannya di bilangan Tlogomas, Abah Anton yang diusung Partai Gerindra ini menyatakan, dirinya sudah tidak lagi memikirkan dari etnis mana dia berasal.

Abah Anton menyatakan, dirinya adalah warga Malang tulen yang siap merangkul siapa saja untuk membangun Kota Malang lima tahun ke depan.

“Saya lahir di Malang dan akan dikubur di Malang. Saya sudah melebur dan menjadi arek Malang tulen,” kata Anton, Kamis (23/5/2013).

Anton berjanji tidak akan ada perlakuan khusus untuk kelompok tertentu karena Kota Malang dibangun oleh seluruh warganya, tidak peduli dari etnis mana.

“Semuanya sama di mata saya,” sambungnya.

Anton pun mengucapkan terima kasih kepada warga Malang yang telah mempercayakan pilihannya ke nomor urut 6.

“Untuk memenuhi amanah warga Malang, saya akan sering turun ke masyarakat untuk mengetahui dan memperbaiki permasalahan-permasalahan warga,” ujarnya.

Kepada Surya Online, Abah Anton mengatakan, akan mengatasi masalah kemacetan dan banjir yang kerap melanda Malang belakangan ini.

“Hal yang pertama yang akan saya lakukan, Insyaallah mengurai kemacetan dan banjir. Permasalahan ini yang mulai meresahkan warga Malang,” ujarnya.

Selain kedua masalah itu, Anton sudah menyiapkan pembaharuan tata kota yang lebih hijau dan ingin membuat Malang seperti julukannya sebagai Kota Dingin.

“Saya jauh-jauh hari ingin ada kawasan hijau di tiap kecamatan agar Malang kembali hijau dan sejuk,” urainya.

Untuk program 100 hari, Anton akan memfokuskan pada permasalahan kemacetan, banjir dan peningkatan pendidikan serta kesehatan masyarakat.

“Insyaallah, kami akan genjot program-program itu untuk 100 hari masa pemerintahan kami nanti,” pungkasnya.

Sumber : http://surabaya.tribunnews.com/m/index.php/2013/05/23/abah-anton-ukir-sejarah-malang

Kampanye Calon Wali Kota Berhadiah 6 Motor dan Umrah

Kampanye Calon Wali Kota Berhadiah 6 Motor dan Umrah 
Untuk menarik perhatian dan mencari dukungan masyarakat, salah satu pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Malang menabur hadiah berupa enam sepeda motor dan satu tiket ibadah umrah.
Hal itu dilakukan oleh pasangan Muhammad Anton-Sutiaji (AJI) dalam kampanye terbukanya yang digelar di Lapangan Amprong, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jumat (10/5/2013) sore.
Melihat hadiah yang ditawarkan, ribuan warga Kota Malang di kecamatan setempat berbondong-bondong menghadiri kampanye tersebut. "Rugi tidak datang. Siapa tahu dapat hadiah sepeda motor dan tiket umrah ke Mekkah," kata Hendry, seorang warga, kepada Kompas.com di sela-sela acara kampanye.
Bukan hadiah sepeda motor dan umrah saja yang dibagikan oleh calon yang akrab disapa Abah Anton itu. Pengunjung kampanye mendapat kesempatan mendapatkan hadiah sepeda gunung, televisi, dan lemari es. Masing-masing jenis hadiah berjumlah enam, sesuai dengan nomor urut pasangan yang biasa disingkat AJI itu.
"Kita memberikan hadiah serba enam. Kita akan undi nanti sesuai dengan kupon yang telah dipegang oleh bapak ibu sekalian," kata salah satu panitia kampanye memberi tahu di atas panggung, sebelum orasi pasangan calon dimulai.
Sementara itu, dalam orasi politiknya, Anton tidak akan memanfaatkan fasilitas negara jika terpilih menjadi wali kota Malang. "Jika Tuhan mengizinkan saya terpilih jadi wali kota Malang, saya tidak akan memakan fasilitas negara. Saya akan pakai fasilitas pribadi demi Kota Malang," tegasnya.
Anton juga berjanji, dia dan wakilnya bersedia mundur dari jabatan jika dalam setahun pertama masa jabatannya tidak ada perubahan yang dia lakukan. "Janji itu sudah menjadi komitmen saya dan wakil saya demi kepentingan masyarakat Kota Malang. Kita sudah komitmen juga ke depan Malang harus lebih maju, sejahtera dari sebelumnya. Kemiskinan harus diberantas. Wong cilik harus dipedulikan," kata Anton lantang.
Seusai berorasi, Anton memimpin langsung pengundian kupon yang dibagikan secara gratis kepada warga. "Ini rezeki bagi bapak dan ibu sekalian. Hadiahnya serba enam. Sepeda motor enam unit, sepeda gunung enam unit, dan TV enam unit. Terakhir, tiket umrah untuk satu orang," katanya.
Menurut Abah Anton, pengundian hadiah tidak hanya dibagikan di satu kecamatan. "Hadiah ini juga akan diberikan di lima kecamatan di Kota Malang," katanya.

Sumber : http://regional.kompas.com/read/2013/05/10/19181219/Kampanye.Calon.Wali.Kota.Berhadiah.6.Motor.dan.Umrah

Puluhan Mahasiswa Gelar May Day di Depan Kantor Walikota Malang

Puluhan Mahasiswa Gelar May Day di Depan Kantor Walikota Malang 

Puluhan mahasiswa dari Forum Mahasiswa Hukum Peduli Keadilan Universitas Brawijaya (UB) ambil serta dalam May Day.
Namun mereka tidak bergabung dengan barisan buruh. Melainkan menggelar aksi di depan kantor Walikota Malang, Rabu (1/5/2013) pukul 09.30 WIB.
Para mahasiswa ini membuat barisan melingkar dan menggelar aksi teatrikal yang menggambarkan penderitaan buruh.
Mereka juga membawa sejumlah poster.
Antara lain, "Perjuangkan hak normatif buruh", "Buruh bukan korban pembangunan", "buruh bukan budak" dan sebagainya.
Aksi ini mendapat pengawalan sekitar 100 orang polisi berseragam lengkap.

Sumber : http://www.tribunnews.com/2013/05/01/puluhan-mahasiswa-gelar-may-day-di-depan-kantor-walikota-malang

Rumah dibangun di atas batu

A house built on a rock on the river Drina is seen near Bajina Basta 

A man rows a boat near a tiny house build on a rock on the river Drina is seen near Bajina Basta 

A man enters a house built on a rock on the river Drina near Bajina Basta 

A house built on a rock on the river Drina is seen near the western Serbian town of Bajina Basta 

A man rows a boat near a house built on a rock on the river Drina near the western Serbian town of Bajina Basta 

Sumber : http://id.berita.yahoo.com/foto/rumah-dibangun-di-atas-batu-slideshow/man-rows-boat-near-house-built-rock-river-photo-133422571.html

Pemenang kontes foto langit menakjubkan 2013

Foto-foto yang menampilkan pemandangan menakjubkan langit dan lansekap menarik Bumi adalah pemenang dalam Kontes Foto Bumi dan Langit Internasional 2013. Panitia menerima 700 foto dari fotografer di 45 negara.

earth, sky 

earth, sky 

earth, sky 

earth, sky 

earth, sky 

earth, sky 

earth, sky 

earth, sky 

earth, sky 

 

earth, sky 

Sumber : http://id.berita.yahoo.com/foto/pemenang-kontes-foto-langit-menakjubkan-2013-slideshow/earth-sky-photo--1270673504.html

Foto Rumah-rumah Unik di Dunia

The Heliodome, a bioclimatic solar house is seen in Cosswiller in the Alsacian countryside near Strasbourg 

The Heliodome, a bioclimatic solar house is seen in Cosswiller in the Alsacian countryside near Strasbourg, Eastern France, August 4, 2011. The house is designed as a giant three-dimensional sundial, set on a fixed angle in relationship to the sun's movements to provide shade during the summer months, keeping the inside temperature cool, and during Fall, Winter and Spring sunlight enters the large windows as the sun's position is lower in the sky, thus warming the living space. REUTERS/Vincent Kessler (FRANCE - Tags: ENERGY ENVIRONMENT SOCIETY) - RTR2PLUX 

 

A Bulgarian woman looks inside her wine vat home in Socuellamos, central Spain, October 2, 2007. About 40 people living in this makeshift camp. At night they sleep in 20 or so overturned wine vats -- car-sized concrete barrels dumped on the outskirts of Socuellamos, a farming community in the hot and dusty region of Castilla-La Mancha. Picture taken October 2, 2007.

A house partially built in the shape of an airplane is seen in Abuja 

A house partially built in the shape of an airplane in Abuja, Nigeria. REUTERS/Goran Tomasevic

Man walks past Huaiyuan Lou, one of the best protected Fujian Tulou built in the year 1909, in Nanjing county 

A man walks past Huaiyuan Lou, one of the best protected Fujian Tulou built in the year 1909, in Nanjing county, Fujian province, November 19, 2012. The earthen Tulou buildings, which set up enclosed walls to defend against outside dangers, have served the Hakka people since 11th century, when their ancestors settled down at the south west of Fujian province to escape from rule of Jin ethnic. In 2008, 46 Fujian Tulou were written into the list of World Heritage by United Nations educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) for not only its outstanding historical and cultural value but also its excellence in size and building techniques. Picture taken November 19, 2012. REUTERS/Stringer (CHINA - Tags: SOCIETY) - RTR3AN60 

Girls play on a trampoline near a home blasted from a from a rock wall at the Rockland Ranch community outside Moab 

Girls play on a trampoline near a home blasted from a rock wall at the Rockland Ranch community outside Moab, Utah, November 2, 2012. The "Rock" as it is referred to by the approximately 100 people living there in about 15 families, was founded about 35 years ago on a sandstone formation near Canyonlands National Park. Polygamy was a part of the teachings of The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints and was brought to Utah by faithful Mormons in the late 1840s. The mainstream Mormon church abandoned the practice in 1890, but an estimated 37,000 Mormon fundamentalists continue the practice today and believe plural marriage brings exaltation in heaven. Picture taken November 2, 2012. REUTERS/Jim Urquhart (UNITED STATES - Tags: RELIGION SOCIETY ENVIRONMENT TPX IMAGES OF THE DAY) - RTR3AEYA 

People wait in line to visit an upside-down house built at the Centre of Education and Promotion of the Region in the village of Szymbark 

People wait in line to visit an upside-down house built at the Centre of Education and Promotion of the Region in the village of Szymbark, northern Poland July 31, 2007. The upside-down house created by Daniel Czapiewski is supposed to describe the times of the former communist era and the present times in which we live. REUTERS/Peter Andrews

Hernandez stands outside his home near San Jose de Las Piedras in Mexico's northern state of Coahuila 

Benito Hernandez stands outside his home near San Jose de Las Piedras in Mexico's northern state of Coahuila January 16, 2013. For over 30 years, Hernandez, his wife Santa Martha de la Cruz Villarreal and their family have lived in an odd sun-dried brick home with a huge 40 metre (131 feet) diameter rock used as a roof. The dwelling is found close to the town of San Jose de Piedras, a remote community located in the arid desert of Coahuila, some 80 km (49 miles) from the border with Texas. Picture taken January 16, 2013. REUTERS/Daniel Becerril (MEXICO - Tags: SOCIETY TPX IMAGES OF THE DAY) - RTR3CRUP 

Brazilian artists Tiago Primo and his brother Gabriel hang out at a wall in Rio de Janeiro 

Brazilian artists Tiago Primo (top) and his brother Gabriel hang out at a wall in Rio de Janeiro July 8, 2009. The bizarre vertical "house" built on a climbing wall by Brazilian artists has been drawing the attention of thousands who walk by the installation in Rio de Janeiro's downtown neighbourhood. REUTERS/Bruno Domingos (BRAZIL SPORT SOCIETY) FOR BEST QUALITY IMAGE ALSO SEE: GM1E59F1QI101 - RTR25GTH

Woman stands inside bathroom of house, which was built upside down by Polish architects Glowacki and Rozhanski, in western Austrian village of Terfens 

A woman stands inside the bathroom of a house, which was built upside down by Polish architects Irek Glowacki and Marek Rozhanski, in the western Austrian village of Terfens May 5, 2012. The project is meant to serve as a new tourist attraction in the area, and is now open for public viewing. Picture taken May 5, 2012. REUTERS/Dominic Ebenbichler (AUSTRIA - Tags: SOCIETY TRAVEL) - RTR31O4K

Hong Kong architect Gary Chang rests in a hammock inside his 32-square-metre apartment in Hong Kong 

Hong Kong architect Gary Chang rests in a hammock inside his 32-square-metre apartment in Hong Kong January 28, 2010. After three decades in the same boxy dwelling Chang grew up in, he has come up with an innovative answer to the increasingly cramped lives of many urban dwellers -- the science fiction-like "domestic transformer". Picture taken January 28, 2010. REUTERS/Bobby Yip (CHINA - Tags: BUSINESS CONSTRUCTION SOCIETY IMAGES OF THE DAY) - RTR29YLD 

Lhota, a 73-year-old builder, stands in front of the house which he built in Velke Hamry 

Bohumil Lhota, a 73-year-old builder, stands in front of the house which he built in Velke Hamry, near the town of Jablonec nad Nisou, 100km (62 miles) north-east from Prague, August 7, 2012. Lhota conceptualized the idea to create the unique house and started to build it in 1981, building it close to nature to benefit from the cooler ground temperature. Lhota's house, which is built in 2002, is able to move up and down and rotate on its sides, which allows him to adjust to his preferred window view. REUTERS/Petr Josek (CZECH REPUBLIC - Tags: BUSINESS CONSTRUCTION SOCIETY SCIENCE TECHNOLOGY) - RTR36EA2 

Lhota, a 73-year-old builder, turns the house he built in Velke Hamry 

Bohumil Lhota, a 73-year-old builder, turns the house he built in Velke Hamry, near the town of Jablonec nad Nisou, 100km (62 miles) north-east from Prague, August 7, 2012. Lhota conceptualized the idea to create the unique house and started to build it in 1981, building it close to nature to benefit from the cooler ground temperature. Lhota's house, which is built in 2002, is able to move up and down and rotate on its sides, which allows him to adjust to his preferred window view. REUTERS/Petr Josek (CZECH REPUBLIC - Tags: BUSINESS CONSTRUCTION SOCIETY SCIENCE TECHNOLOGY) - RTR36EBU 

A man takes a picture of the one of the world's narrowest buildings, built as an artistic installation wedged between two existing buildings, in Warsaw 

A man takes a picture of the one of the world's narrowest buildings, built as an artistic installation wedged between two existing buildings, in Warsaw October 23, 2012. A building just 92 cm (36 inches) wide as its narrowest point was opened in Warsaw on October 20 as an artistic installation that will be a home from home for Israeli writer Edgar Keret. Keret, who told news channel TVN24 he would live there when he visits Warsaw twice a year, said he conceived the project as a kind of memorial to his parents' family who died in the World War Two Holocaust. Picture taken October 23, 2012. To match story POLAND-NARROW/ REUTERS/Kacper Pempel (POLAND - Tags: SOCIETY) - RTR39M9N 

Tourists pose with an upside-down house in Tamparuli 

Tourists pose with an upside-down house in Tamparuli in Malaysia's state of Sabah on Borneo island September 17, 2012. Built for tourist attraction, the traditional Sabah village house was built with everyday households items like computer, refrigerator, sofa sets, dining table and beds - but all items are upside down. REUTERS/Bazuki Muhammad (MALAYSIA - Tags: SOCIETY TRAVEL) - RTR3832O

Residents climb into their houses atop gravestones inside a cemetery in Manila 

Residents climb into their houses atop gravestones inside a cemetery in Manila October 21, 2008. Many poor urban dwellers make their homes in public cemeteries, converting abandoned tombs and mausoleums into houses. The local government plan to move out the hundreds of people who live in the cemeteries around the city before the upcoming All Souls' Day, a day of remembrance for the dead when Catholics visit the graves of their relatives. REUTERS/Cheryl Ravelo (PHILIPPINES) - RTX9REV 

Restrepo and wife Garcia are seen from their sewer home in Medellin 

Miguel Restrepo (L), 62, and wife Maria Garcia are seen from their sewer home in Medellin December 4, 2012. The former drug addict has been living in an abandoned sewer with his wife and dog Blackie for 22 years. Their home, which is fitted with a kitchen, a fan, tv, a chair and a bed, is a 6 square meter wide and 1.4 meters high tunnel that leaks when it rains, and requires a manhole cover. REUTERS/Albeiro Lopera (COLOMBIA - Tags: SOCIETY POVERTY) - RTR3B7PH 

Atta sweeps the courtyard of his house built in the shape of a crocodile in Ivory Coast's capital Abidjan 

Thierry Atta sweeps the courtyard of his house built in the shape of a crocodile in Ivory Coast's capital Abidjan, September 11, 2008. Atta was an apprentice of the artist Moussa Kalo who designed and built the house but died two months ago. REUTERS/Thierry Gouegnon (IVORY COAST) - RTX8O6X

General view of a tree-house in Le Pian Medoc, southwestern France 

General view of a tree-house in Le Pian Medoc, southwestern France, April 24, 2009. France's Natura Cabana company rents various cabins perched in the trees for ecological holidays. REUTERS/Regis Duvignau (FRANCE ENVIRONMENT TRAVEL) - RTXEBXP

To match Reuters Life! Story AUSTRALIA-HOUSE/ 

An octagonal, three-bedroom, family home built on a rotating platform near Wingham, about 250km (155miles) north east of Sydney, is shown in this undated handout picture. The house, which cost about A$700,000 ($641,000) to build, can complete a full rotation in about 30 minutes according to it's owners. To match Reuters Life! Story AUSTRALIA-HOUSE/ REUTERS/Handout (AUSTRALIA SOCIETY) FOR EDITORIAL USE ONLY. NOT FOR SALE FOR MARKETING OR ADVERTISING CAMPAIGNS - RTXRQ0E

A house built on a rock on the river Drina is seen near the western Serbian town of Bajina Basta 

A house built on a rock on the river Drina is seen near the western Serbian town of Bajina Basta, about 160km (99 miles) from the capital Belgrade May 22, 2013. The house was built in 1968 by a group of young men who decided that the rock on the river was an ideal place for a tiny shelter, according to the house's co-owner, who was among those involved in its construction. REUTERS/Marko Djurica (SERBIA - Tags: ENVIRONMENT SOCIETY TRAVEL TPX IMAGES OF THE DAY) - RTXZWGT 

 

Sumber : http://id.berita.yahoo.com/foto/berbagai-rumah-rumah-unik-di-dunia-slideshow/a-house-built-on-a-rock-on-the-river-drina-is-seen-near-the-western-serbian-town-of-bajina-basta-photo--770002993.html

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls