Kamis, 25 Juli 2013

Jin Juga Twitter-an

http://vitall-news.blogspot.com/2013/07/jin-memiliki-akun-twitter-di-arab.html

Pemberitaan di Saudi belakangan dihebohkan dengan sebuah akun twitter milik bangsa jin."nyata dan seorang jin baik," tulis si pemilik akun. Akun dengan nama @S_2017_s, menulis, "Ana Jini Haqiqi (Saya jin asli)". Dijelaskan pula bahwa dia merupakan jin pertama yang menggunakan Twitter.

Banyak yang tidak percaya keaslian akun ini, tetapi salah satu pembaca mencoba menghubungi akun si jin dengan nama samaran. Ajaibnya si jin langsung membongkar nama asli dan tempat tinggal si pembaca, si pembaca langsung terkejut. Dari informasi data bio akun jin itu mengatakan bahwa dia jin baik dan ingin bersosialisasi dengan manusia. Sejauh ini akun jin itu sudah menggaet ratusan ribu follower, bahkan si jin mengupload foto- foto yang katanya diambil 100 tahun yg lalu. Dia bertempat tinggal disalah satu rumah kosong di Arab. 

Jumat, 19 Juli 2013

Rekor Baru Terbanyak Bermain Angklung


Angklung makin mendunia. Alat musik dari bambu asal Priangan ini memiliki daya tarik tersendiri karena mengajak “belajar” kerjasama tim para pemainnya. Tantangan itu makin menarik karena jumlah pemainnya bisa mencapai ribuan. Bahkan bisa lebih dari 5000 orang.

Berapa jumlah pemain angklung terbanyak yang menjadi rekor dunia? Rekor yang tercatat sebelum ini adalah di Washington DC pada 9 Juli 2011 dengan peserta 5.182 orang. Majalah LuarBiasa pernah memecahkan rekor bermain angklung terbanyak pada November 2009 dalam seminar The Power of Harmony for Success & Happiness, dengan jumlah peserta seminar dan sekaligus pemain angklung mencapai 4000-an orang.

Tapi baru-baru ini Kedutaan Besar RI di Beijing mencoba membuat rekor baru. Bekerjasama dengan Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Tiongkok (PPIT) mereka memainkan angklung dipimpin oleh Daeng Udjo dengan  menyanyikan lagu Manuk Dadali, Yueliang Daibiao Wo De Xin, dan We Are The World.

Berapa jumlah pesertanya? Ternyata bisa mencapai 5.393 orang. Mereka terdiri dari pelajar, sejumlah pengusaha dan perwakilan perusahaan di China, mahasiswa dan pelajar Indonesia di China, dan warga Indonesia di China. Jumlah peserta sebanyak itu menjadi rekor baru.

Sumber : http://www.andriewongso.com/articles/details/10823/Rekor-Baru-Terbanyak-Bermain-Angklung

Anak Kembar Bersatu Lagi Setelah 41 Tahun



Huang Yong, warga Chengdu, Sichuan, China, sedang berada di Neijiang, bulan lalu. Pada 23 Juni 2013 ia sedang  di restoran sebuah hotel. Tiba-tiba ia melihat Zeng Yong, temannya yang pengusaha hotel di Chengdu, masuk. Saat ditegur ternyata bukan, padahal lelaki itu begitu mirip Zeng.

Pulang ke Chengdu ia ceritakan pada Zeng. Zeng, 41 tahun, penasaran karena temannya itu menyebutkan sangat mirip. Mereka kemudian kembali ke Neijiang yang jaraknya 200 km dari Chengdu, lalu mencari lelaki yang mirip Zeng. Zeng terpana saat bertemu Liu Yonggang, seorang manajer bis di Neijiang. Usut punya usut akhirnya tahu kalau mereka itu anak kembar yang terpisahkan sejak kecil.


Pasangan kembar yang lahir tahun 1972 ini memiliki orangtua yang miskin. Karena miskin itu mereka sepakat memberikan anak kembarnya untuk diadopsi pihak lain hanya beberapa bulan setelah dilahirkan. Zeng, sang kakak dibesarkan di Chengdu, sedangkan Liu di Neijiang.

Penasaran dengan kisah hidupnya, secara bersama-sama mereka menelusuri siapa orangtua kandung mereka. Akhirnya awal Juli 2013 kemarin berhasil menemukannya yang tinggal di Jianning, Fujian. Ibunya kini berusia 74 tahun. Sedangkan ayah mereka sudah meninggal 10 tahun lalu. Sang ibu mengenali keduanya sebagai anak kandungnya karena menemukan tanda lahir yang masih diingatnya. Mereka pun kembali bersatu setelah terpisahkan selama 41 tahun.

Sumber : http://www.andriewongso.com/articles/details/10885/Anak-Kembar-Bersatu-Lagi-Setelah-41-Tahun

Basuki Marah, Sampah Pintu Air Manggarai Langsung Dibersihkan


Tumpukan sampah langsung dibersihkan setelah Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama turun tangan terkait masalah mogok kerja petugas kebersihan yang belum dibayar. Sampah yang diangkut sudah mencapai 30 truk tronton.

"Kami sudah bekerja selama siang dan malam sejak kemarin. Sampah yang diangkut sudah ada 30 truk tronton. Truk tronton yang digunakan ada lima dan sejak kemarin kami melakukan tiga kali balikan (rit)," ujar Anto, koordinator operasional alat berat dan truk pengangkut sampah PT OLM, di Manggarai, Jakarta Selatan, Kamis (18/7/2013).

Menurutnya, pembersihan sampah di pintu air itu sudah mencapai 50 persen. Sampah yang terlihat menumpuk hingga depan jembatan jalan kini sudah menghilang setengahnya. 

Saat ini, Anto juga sedang menunggu kedatangan truk tronton pengangkut sampah. Sampah-sampah tersebut sejak kemarin dikirim ke Bantar Gebang. Anto mengatakan, pembersihan Pintu Air Manggarai ini akan memakan waktu 2-3 hari. Lamanya pembersihan bergantung pada cuaca. 

"Pembersihan ini bisa selesai dalam 2-3 hari. Semua itu tergantung musim. Jika hujan deras, sampah pun akan menumpuk kembali," tutur Anto. 

Menurut Anto, pemogokan yang dilakukan petugas kebersihan di Pintu Air Manggarai hanya berlangsung empat hari. Hal itu disebabkan uang yang diberikan oleh Dinas Kebersihan kurang.

"Tapi, sekarang pekerjanya sudah tidak mogok lagi. Untuk yang tidak dibayar selama empat bulan itu, kami tidak tahu karena pekerjanya bukan dari Dinas Kebersihan," ujar Anto.

Wahyudi Yudianto, Kepala Seksi Penanggulangan Sampah Sudin Kebersihan Kota Jakarta Selatan, mengatakan, ada salah paham karena transisi kepengurusan dari Dinas PU ke Dinas Kebersihan.

"Sebenarnya, tidak ada yang salah di sini. Kini, jadinya semua pihak saling menyalahkan, dari PU, Dinas Kebersihan, sampai kontraktornya. Semua ini hanya karena terjadinya transisi saja. Jadi, ada pembiayaan yang terhambat. Untuk gaji pekerja, sampai sekarang juga sudah dibayar," ujar Wahyudi.

Sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2013/07/18/1340051/Basuki.Marah.Sampah.Pintu.Air.Manggarai.Langsung.Dibersihkan

Kala Bank Dunia "Tunduk" Kehendak Basuki


Wajah ceria dan bersahabat tergambar jelas saat Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bersama petinggi Bank Dunia untuk Indonesia bersama-sama keluar dari kantor Bank Dunia di Gedung Bursa Efek Jakarta, Rabu (17/7/2013) kemarin. Bahkan, para petinggi Bank Dunia sampai mengantarkan Basuki hingga ke mobil dinasnya. 

Keakraban ini menimbulkan sedikit tanda tanya. Sebab, sebelumnya, Basuki kerap menolak berbagai persyaratan yang diberikan Bank Dunia sebagai lembaga pemberi pinjaman proyek pengerukan 13 sungai dan waduk di Jakarta. Bahkan, dia sampai mengancam tidak akan meminjam dari Bank Dunia untuk mendanai proyek tersebut.

Rupanya, sikap tegas Basuki kepada Bank Dunia membuat lembaga pemberi pinjaman proyek Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI) itu berubah sikap. Berbagai syarat Bank Dunia yang menurut Basuki memberatkan akhirnya melunak.

Salah satu contohnya ialah untuk pengolahan air limbah, yang diproyeksikan selesai 40 tahun. Basuki meminta program tersebut selesai dalam waktu 10 tahun. 

"Negara lain kok bisa sepuluh tahun. Saya bilang, ya kamu bikin sepuluh tahun dong, apa bedanya kita dengan negara lain? Mereka (Bank Dunia) bilang, 'Ya tergantung kalian maunya apa. Kita ikuti,'" kata Basuki. 

Bank Dunia pun menyanggupi persyaratan yang diberikan DKI untuk dapat menyelesaikan pengerukan 13 sungai dalam jangka waktu dua tahun. Sebelumnya, Bank Dunia menyepakati menyelesaikan pengerukan sungai itu dalam jangka waktu lima tahun. 

Menurut Basuki, yang menjadi keberatan Pemprov DKI melanjutkan proyek JEDI bersama Bank Dunia ialah karena Bank Dunia hanya mementingkan transparansi anggaran. Selain itu, Basuki juga tidak setuju dengan uang kerahiman untuk warga bantaran kali yang kemungkinan menjadi kendala karena menolak direlokasi. Dia hanya bersedia memberikan uang kerahiman kepada warga yang memiliki sertifikat tanah asli, bukan kepada warga ilegal.

"Mereka cerita kalau mereka adalah solution bank. Banknya itu diisi oleh 188 negara pemegang saham, bukan milik satu negara mayoritas. Prinsip mereka, mereka tidak dapat uang kok. Jadi, mereka mengharapkan kita jangan salah persepsi kepada mereka," kata Basuki. 

Proyek JEDI yang dirintis oleh Gubernur DKI sebelumnya, Fauzi Bowo atau Foke, diperkirakan menelan anggaran sebesar 190 juta dollar AS. Bank Dunia memberikan pinjaman lunak kepada Pemerintah Indonesia sebesar 139 juta dollar AS. Sisanya sebesar 51 juta dollar AS akan dibebankan dari APBN dan APBD DKI. 

Realisasi proyek JEDI dilakukan secara bertahap dan dibagi dalam tujuh paket pengerjaan. Dari tujuh paket itu, tiga paket dikerjakan Pemprov DKI, dua oleh Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) dan dua lainnya oleh Cipta Karya melalui bantuan dana Bank Dunia. Kementerian Pekerjaan Umum juga telah memastikan bahwa pengerjaan fisik pengerukan 11 sungai dan empat waduk di Jakarta dimulai dengan pengadaan tender fisik internasional. 

Tender fisik akan dimulai dengan tahap prakualifikasi dan tahap tender untuk tujuh paket kegiatan pengerukan. Proses tender berlangsung terbuka bagi semua kontraktor. Adapun kontraktor asing yang berkeinginan mengikuti proses tender diwajibkan membentuk joint venture bersama kontraktor asal Indonesia. 

Tender proyek JEDI pun telah berjalan dengan melibatkan 14 perusahaan, termasuk dari Korea, China, India, dan Taiwan. Jika selesai, proyek ini diprediksi dapat mengurangi banjir sekitar 30 persen titik banjir Jakarta.

Sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2013/07/18/0958218/Kala.Bank.Dunia.Tunduk.Kehendak.Basuki

Basuki Ahok "Sumpah, Saya Rela Tujuh Turunan Tak Didukung Lagi!"


Wakil Gubernur DKI Jakarta tak peduli warga Fatmawati yang mengatasnamakan Masyarakat Peduli MRT mengunggah video sindiran mereka terhadap Basuki di Youtube. Bahkan, ia rela tidak dipilih kembali oleh warga Fatmawati di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017 apabila Basuki kembali mencalonkan diri. 

"Sumpah saja tujuh turunan, saya enggak usah dipilih lagi di 2017. Saya juga rela," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Kamis (18/7/2013). 

Basuki menuding warga Fatmawati memberontak karena kepentingannya tidak diakomodasi olehnya. Setelah melakukan kajian, Pemprov DKI memperoleh hasil kalau pembangunan MRTsubway (bawah tanah) yang melintas sepanjang Jalan Fatmawati tidak mungkin dilaksanakan. 

Oleh karena itu, jalur layang merupakan pilihan tepat untuk tetap menjalankan megaproyek tersebut. Keinginan MRT subway di kawasan itu, kata dia, hanya untuk kepentingan warga Fatmawati agar tanah mereka lebih mahal dan kawasan itu dapat menjelma bak kawasan Orchard di Singapura. 

"Mahes (koordinator warga Fatmawati) memberikan informasi bahwa semua MRT itu bisasubway. Dia bilang kalau memang uangnya cukup, lebih baik semua subway, kan enggak perlu ada pembebasan lahan. Dia juga tidak fair karena tidak masukkan semua pembicaraan secara total," kata Basuki. 

Apabila Pemprov DKI memaksakan semua jalur MRT menggunakan jalur bawah tanah, harga tiketnya dijamin tidak terjangkau oleh warga. Pria yang akrab disapa Ahok itu pun mengakui saat ia meminta dukungan kepada warga Fatmawati, ia belum memiliki data akurat terkait pembangunan MRT. Setelah memiliki data akurat, kawasan Fatmawati memang harus dibangun MRT secara layang bukan bawah tanah. 

"Sekarang mereka ngomong lagi soal kumuh. Sekarang coba tanya kawasan Antasari kumuh mananya? Mereka bisa membiayai sampai studi banding ke Bangkok. Sekarang, saya mau pentingkan seluruh DKI atau sekelompok yang memilih saya? Kalau Anda enggak mau milih saya lagi, ya enggak usah pilih saya," tegas Basuki. 

Sekadar informasi, Masyarakat Peduli MRT menyindir Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama melalui Youtube. Alex Taroreh, perwakilan Masyarakat Peduli MRT, menyatakan, diunggahnya video berjudul "Ahok: Emang Gue Pikirin MRT, Pusat aja gendeng bikin PT MRT..." tidak bermaksud mendiskreditkan kepemimpinan Jokowi dan Ahok. Mereka hendak mengingatkan bahwa para pemimpin tidak sekadar mengumbar janji ketika kampanye.

Sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2013/07/18/1457336/Basuki.Sumpah.Saya.Rela.Tujuh.Turunan.Tak.Didukung.Lagi

Pidato Anak 16 Tahun yang Menggegerkan PBB


PBB menetapkan tanggal 12 Juli sebagai Malala Day. Ini menjadi penghargaan bagi Malala Yousafzai, remaja 16 tahun kelahiran Pakistan, 12 Juli 1997. Malala adalah anak perempuan yang ditembak Taliban karena tetap sekolah meski dilarang.

Apa yang diungkapkan Malala dalam pidatonya di hadapan Sekjen PBB Ban Ki-moon pada 12 Juli 2013? “Saya tidak tahu harus dari mana memulai pidato ini. Saya tidak tahu apa yang orang harapkan dari pidato saya, tetapi yang pertama-tama saya ucapkan adalah terima kasih kepada Tuhan yang telah membuat kita sama dan terima kasih pada semua orang yang telah berdoa untuk pemulihan saya dan kehidupan baru saya,” katanya. Setelah itu ia berterima kasih pada sejumlah pihak termasuk pada Sekjen PBB.



“Teman-teman, pada 9 Oktober 2012, Taliban menembak saya di bagian kiri kepala depan saya. Mereka menembak teman-teman saya juga. Mereka mengira bahwa peluru bisa membungkam kami, tetapi mereka gagal. Dan dari keheningan datanglah ribuan suara. Para teroris mengira mereka akan mengubah tujuan saya dan menghentikan ambisi saya. Tapi tidak ada yang berubah dalam hidup saya kecuali ini: kelemahan, ketakutan dan keputusasaan yang mati. 
Kekuatan, kekuasaan, dan keberanian telah lahir. Saya Malala yang sama. Ambisi saya adalah sama. Harapan saya adalah sama. Dan impian saya adalah sama. Saudara-saudara, saya tidak melawan siapa pun. Tidak juga untuk berbicara balas dendam pribadi saya terhadap Taliban atau kelompok teroris lainnya. Saya berada di sini untuk berbicara mengenai hak pendidikan bagi setiap anak. Saya ingin pendidikan bagi putra dan putri Taliban dan semua teroris dan ekstremis. Saya bahkan tidak membenci Talib yang menembak saya. Bahkan jika ada pistol di tangan saya dan dia sedang berdiri di depan saya, saya tidak akan menembaknya. Ini adalah belas kasih yang saya pelajari dari Nabi Muhammad, nabi penuh belas kasihan, Yesus Kristus, dan Buddha. Saya mewarisi warisan perubahan dari Martin Luther King, Nelson Mandela, dan Mohammed Ali Jinnah,” paparnya.

“Filosofi tanpa kekerasan ini saya pelajari dari Gandhi, Bacha Khan dan Ibu Teresa. Dan belajar memaafkan dari ayah saya dan ibu saya. Ini apa yang jiwa saya katakan pada saya: damailah dan cinta setiap orang. Kita menyadari pentingnya cahaya ketika kita melihat kegelapan. Kita menyadari pentingnya suara ketika kita dibungkam. Dengan cara yang sama, ketika kami berada di Swat, bagian utara Pakistan, kami menyadari pentingnya pena dan buku ketika kami melihat senjata. Orang bijak berkata, ‘Pena lebih tajam dari pedang.’ Memang benar. Para ekstremis takut pada buku dan pena. Kekuatan pendidikan menakutkan mereka. Mereka takut perempuan. Kekuatan suara perempuan menakutkan mereka. Inilah sebabnya mengapa mereka membunuh 14 siswa bersalah dalam serangan terbaru di Quetta. Dan itulah mengapa mereka membunuh guru perempuan. Itulah mengapa mereka ledakkan sekolah setiap hari karena mereka takut perubahan dan kesetaraan yang akan kami bawa ke masyarakat kami. Dan saya ingat bahwa ada seorang anak laki-laki di sekolah kami yang ditanya wartawan kenapa Taliban melawan pendidikan? Dia menjawab sangat sederhana dengan menunjuk bukunya, ia mengatakan, ‘Thalib tidak tahu apa yang tertulis dalam buku ini.’”

“Hari ini saya fokus pada hak-hak perempuan dan pendidikan anak perempuan karena mereka paling menderita. Ada suatu masa ketika para aktivis perempuan meminta laki-laki untuk membela hak-hak mereka. Tapi kali ini kita akan melakukannya sendiri. Saya tidak mengatakan kaum laki-laki agar menjauhi membicarakan hak-hak perempuan, tapi saya fokus pada perempuan untuk mandiri dan berjuang untuk diri mereka sendiri.”

“Saudara-saudara, kita tidak boleh lupa bahwa jutaan orang menderita karena kemiskinan, ketidakadilan dan kebodohan. Kita tidak boleh lupa bahwa jutaan anak berhenti sekolah. Kita tidak boleh lupa bahwa saudara-saudara kita sedang menunggu masa depan yang cerah dan damai. Jadi mari kita lakukan perjuangan melawan buta huruf, kemiskinan, dan terorisme. Mari kita ambil buku dan pena, karena mereka inilah senjata yang paling ampuh. Satu anak, satu guru, satu buku dan satu pena bisa mengubah dunia. Pendidikan adalah satu-satunya solusi. Pendidikan yang pertama. Terima kasih.”

Pidato itu mendunia dan mendapat apresiasi yang luar biasa. Bukan diucapkan seorang ahli, profesor, atau tokoh besar dunia. Pidato itu dikemukakan oleh seorang remaja perempuan berusia 16 yang hampir terbunuh karena menentang pelarangan sekolah bagi anak perempuan. Itulah Malala Yousafzai.

Sumber : http://www.andriewongso.com/articles/details/10992/Pidato-Anak-16-Tahun-yang-Menggegerkan-PBB

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls