Pelarangan bbm bersubsidi segera diberlakukan. Sementara harga bbm non subsidi, sejak 1 Januari 2011 sudah mengalami kenaikan. Nah, tak ada salahnya untuk berperilaku hemat bbm. Selain beberapa komponen kendaraan yang menyumbangkan boros konsumsi bbm, modifikasi merupakan penyebab mobil konsumtif terhadap bbm. Berikut beberapa di antaranya.
1. Pelek besar dan ban lebar
Ini merupakan modifikasi yang menghasilkan penampilan menarik di kendaraan. Namun perlu diketahui bobot pelek berdiameter besar juga lebih berat, sehingga mesin harus bekerja ekstra untuk menggerakkan mobil.
Ditambah tapak ban lebar yang mengakibatkan bidang kontak ban dengan aspal bertambah. Traksi ban memang menjadi lebih baik, namun hal ini memiliki efek pada konsumsi bbm. Apalagi ban berprofil tipis secara kasat mata cenderung sulit dideteksi bila tekanan anginnya kurang.
2. Muffler free flow
Memperlancar aliran gas buang dengan mengganti muffler standar menjadi free flow merupakan salah satu modifikasi untuk meningkatkan performa. Sayangnya, aliran gas buang yang lancar ini juga membuat kucuran bensin segar yang masuk ke ruang bakar bertambah.
Karakter mesin dengan muffler free flow cenderung bertenaga di putaran atas. Dengan kepadatan lalu lintas perkotaan, tentu torsi lebih diperlukan ketimbang tenaga maksimum.
Dengan mengganti tabung knalpot kembail ke aslinya, dihasilkan torsi lebih baik di putaran rendah dan menengah. Tentu hal ini bisa memangkas konsumsi bbm, lantaran Anda tak perlu menekan pedal gas lebih dalam.
3. Open filter
Tak ubahnya muffler, saringan udara model terbuka membuat aliran udara yang masuk ke mesin lebih banyak. Pada mesin dengan injeksi elektronik, ECU secara otomatis perlu menyesuaikan diri agar campuran bahan bakar tidak lean. Caranya tentu dengan memperbanyak semprotan bensin di injektor.
Apalagi jika penempatan open filter tidak tepat, misalnya di dalam ruang mesin tanpa pasokan udara segar dari luar. Udara panas di ruang mesin akan tersedot masuk. Sehingga sensor temperatur udara masuk akan mengindikasikan bahwa di ruang bakar memerlukan bensin lebih banyak agar mesin tidak knocking.
4. Piggy back
Biasanya pemakaian piggy back dilakukan untuk meningkatkan performa mobil tanpa memperhitungkan borosnya konsumsi bbm. Namun sebenarnya, perangkat ini juga bisa diaplikasi untuk penghematan bbm.
“Mayoritas program ECU di mobil cenderung memberikan debit bahan bakar lebih banyak di putaran tengah. Dengan penggunaan piggy back, hal ini dapat diatur sesuai kebutuhan,” ujar M. Soleh Yusuf, selaku distributor piggy back Unichip di Jakarta.
Campuran bahan bakar rich di putaran tengah langkah aman pihak ATPM untuk menghindari knocking. Pasalnya, di rentang tersebut mesin lebih sering bekerja dan perlu penyesuaian terhadap kondisi alam tropis serta kemacetan lalu lintas.
5. Kurangi bobot kendaraan
Semakin ringan bobot kendaraan akan membantu mesin bekerja lebih ringan. Nah, bagi Anda yang gemar memasang aksesori tambahan seperti bull bar, lampu tambahan, sound system ekstrem dan lainnya.
Sebaiknya perlu mengistirahatkan sementara untuk penghematan bbm. Begitu pula dengan barang bawaan yang tanpa sadar tidak diperlukan saat berkendara. Sebut saja alat perawatan kendaraan seperti dongkrak buaya atau setumpuk majalah yang memiliki bobot cukup berat.
Penulis : Dhany Ekasaputra
0 komentar:
Posting Komentar